BALIBALIBALI

BALIBALIBALI
Pulau Bali

Arsip Blog

Kamis, 28 Oktober 2010

Kesenian Korea

PENDAHULUAN

Republik Korea adalah negara yang memiliki sejarah panjang, budaya gemilang, dan mempunyai ciri khas di bidang seni. Seni rupa Republik Korea antara lain seni lukis, kaligrafi, grafik, seni kerajinan, hiasan dan lain-lain,disamping mewarisi tradisi nasional, juga menyerap kelebihan seni rupa luar negeri. Lukisa Republik Korea terbagi lukisan Timur dan Barat. Lukisan Timur serupa dengan lukisan tradisional Tiongkok. Selain itu terdapat pula lukisan adat dalam berbagai jenis. Kaligrafi, seperti juga di Tiongkok dan Jepang, merupakan bentuk kesenian yang tinggi. Warga Korea terkenal dengan kegemarannya akan musik dan tari. Opera Korea berasal dari upacara keagamaan zaman pra sejarah, utamanya adalah opera topeng, opera boneka, opera daerah, opera nyanyi dan drama. Opera topeng sebagai lambang budaya negeri itu mempunyai kedudukan sangat penting dalam opera tradisional.
Olek karena ketertarikan kami terhadap Korea Selatan yang sungguh menawan, maka kami mengangkat judul “KARYA SENI RUPA TERAPAN DARI KOREA SELATAN” dalam laporan ini.

ISI


1. Hanbok
Hanbok merupakan baju tradisional Korea Selatan yang merupakan simbol kebudayaan Korea Selatan. Saat ini, hanbok yang digunakan memiliki corak bernuansa confusian yg merupakan warisan dari dinasti Joseon (1392 -1910). Hanbok terbagi atas baju bagian atas (Jeogori), celana panjang untuk laki-laki (baji) dan rok wanita (Chima).
Orang Korea berpakaian sesuai dengan status sosial mereka sehingga pakaian merupakan hal penting. Orang-orang dengan status tinggi serta keluarga kerajaan menikmati pakaian yang mewah dan perhiasan-perhiasan yang umumnya tidak bisa dibeli golongan rakyat bawah yang hidup miskin.
Dahulu, Hanbok diklasifikasikan untuk penggunaan sehari-hari, upacara dan peristiwa-peristiwa tertentu. Hanbok untuk upacara dipakai dalam peristiwa formal seperti ulang tahun anak pertama (doljanchi), pernikahan atau upacara kematian.
Keindahan dari hanbok dapat kita temukan pada harmoni dari warna yg tegas dan garis yg sederhana. Hanbok wanita yg disebut dengan istilah chima-jeogori ini terdiri dari rok panjang dan jaket. Sedangkan untuk bagian dari hanbok secara umum adalah :
Jeogori
Merupakan bagian atas dari hanbok. Jeogori untuk pria lebih besar dan sederhana. Sedangkan jeogori untuk wanita lebih pendek dan memiliki garis tepi sebagai hiasan.
Dongjeong
Merupakan kerah putih yang terdapat disepanjang garis leher. Kerah tersebut membuat potongan kerah secara keseluruhan menjadi lebih kontras dan harmonis.
Otgoreum
Merupakan ornamen yang tergantung vertikal pada bagian depan chima.
Baerae
Merupakan garis terbawah dari lengan jeogori atau magoja (jaket luar). Dengan bentuk garis melingkar yang membentuk kurva, serupa dengan garis yang terdapat pada bagian atap rumah tradisional Korea.
Chima
Merupakan bagian luar rok wanita. Ada beberapa bentuk chima : single-layered, double-layered dan quilted. Pul-chima adalah chima dengan potongan punggung terpisah, sedangkan tong-chima memiliki pelipit pada bagian punggungnya.
Pola
Pola tradisional hanbok memiliki kombinasi garis anggun dan warna yang menampilkan keindahan dari hanbok tersebut. Misalnya bentuk pola hewan, tumbuhan, dan pola alam lainnya ditambahkan pada pinggiran rok, maupun pada bagian luar dari kerah disekitar bahu.
Beoseon
Merupakan sepasang kaos kaki. Bentuk dari beoseon sebenarnya tidak merefleksikan perbedan gender penggunanya, baik pria maupun wanita. Hanya saja beoseon pria memiliki pelipit lurus.
Lalu, sedikit kembali ke masa silam. Pada masa hanbok tradisional dan kuno, terdapat beberapa istilah untuk jenis hanbok . Berikut beberapa istilahnya :
Gonryongpo : pakaian raja
Hongryongpo : pakaian raja sehari-hari
Hwangryongpo : pakaian raja sehari-hari. (Raja Gojong biasanya memakai pakaian ini.)
Hwangwonsam : pakaian ratu sehari-hari
Gwanbok : pakaian pegawai kerajaan yang pertama kali dipakai sejak zaman kerajaan Silla yg telah 4x diubah yakni pada abad ke-11, 14, 16 dan 17. Lalu sempat berganti nama pada akhir abad ke18 menjadi Heuk danryeongpo, Geumgwan Jobok dan Sibok.
Dan terakhir hanbok untuk pria bangsawan pada masa itu juga punya banyak istilah, seperti Waryeonggwan dan Hakchangeui pada tahun 1863, Bokgeon dan Simeui pada tahun 1880 serta Bokgeon hitam dan dopo biru pada tahun 1880.
Saat ini hanbok tidak lagi dipakai dalam kegiatan sehari-hari, namun pada saat-saat tertentu masih digunakan.

2. Hae Gum
Haegum adalah tali busur perkusif instrumen yang sangat populer di Korea hari ini. Hae Gum Gung Ho cina mirip dalam struktur dan penampakan, tetapi kita dapat menemukan orisinalitas dalam iklim Korea tradisional kita. Pertama-tama, Hae Gum dapat dibandingkan dengan alat musik abad pertengahan yang disebut Fugin, yang telah di Korea sejak sebelum era Kristen, dan menjadi alat musik yang sangat diperlukan baik dalam pengadilan dan lingkaran musik populer, menurut catatan. Pada masa itu, Song Hyon dan musisi lain Kye wrote Ak Hak Nom (9 vols.) Membuat sistematis dan merupakan perlambang musik tradisional Korea, di mana mereka menjelaskan proses manufaktur, membawakan, dan tuning Hae Gum dengan beberapa ilustrasi. Hae Gum terdiri dari 2 senar dan dimainkan oleh sebuah busur dengan instrumen diletakkan pada lutut pemain. Haluan memiliki serangkaian rambut ekor kuda dan dipegang oleh tangan kanan. Jadi, Hae Gum disebut dua string harpa. Selain itu, hal itu disebut Kang Kang aku, sehingga dinamai aneh resonansi suara dari drum. Kedengarannya seperti sengau suara manusia. Hae Gum telah melewati beberapa perbaikan untuk menghilangkan suara yang sengau, sehingga string sekarang meningkat menjadi empat dari dua dan senar tetap ditempatkan di luar. Seperti perbaikan dilakukan. rendition has been also studied. membawakan juga telah dipelajari. Fungsi yang sangat baik seperti getar, Pizzicato dalam membawakan biola telah ditambahkan ke bentuk aslinya penampakan yang menempatkan pemain instrumen di lututnya dan mata air melawan. Sebagai hasilnya, sekarang mampu berbagai ekspresi musik, termasuk yang kaya ini warna nada musik tradisional Korea dan halus ekspresi seperti Rong Mm. Ada banyak komposisi konserto untuk Hae Gum, seperti Hae Gum Sanjo, di samping komposisi lagu rakyat, dan banyak pemain bagus Gum Hae telah diproduksi sejak dulu. Ari-berdering dan Pibada Song dimainkan oleh Hae Gum bersama-sama dengan instrumen musik lainnya yang sangat populer saat ini. Ada beberapa jenis Hae Gum, dan benar-benar Hae Gum sekarang di populer digunakan dalam Hae Jadi Gum (Gum Hae kecil). Dalam DPRK, upaya-upaya besar dilakukan setelah pembebasan untuk mengembangkan musik orkestra tradisional dalam proses mempromosikan duet dan trio alat musik tradisional. Dalam proses ini, Chung (tengah) Hae Gum untuk lapangan tengah, Cho (rendah) Hae Gum untuk nada rendah, dan Tae (grand) Hae Gum untuk rendah string bass dalam instrumen yang dibuat-buat.

3. Yanggum
Yanggum senar merupakan instrumen perkusi yang terdengar oleh Chae (bambu-dibuat, tipis plektra). Nama Yanggum berarti harpa Barat. Semacam ini instrumen tersebar luas di dunia sebagai instrumen nasional tradisional, dan diperkenalkan ke dalam lingkaran musik profesional Korea di abad ke-18. Yanggum juga diperkenalkan ke Jepang pada akhir zaman Edo, tapi tidak melihat kemajuan lebih lanjut. Instrumen string paling tradisional Korea menggunakan senar sutera, tetapi menggunakan tali baja. Jadi, ia juga disebut Chol Sa Gum (Chol berarti besi; Sa berarti senar; Gum berarti harpa.) Yanggum bisa disebut sebagai pelopor dari hari sekarang piano. Di bekas, sejajar senar tegang oleh dua plektra kecil, sedangkan yang kedua memiliki keyboard yang beroperasi kunci di palu memukul senar. Pada awal hari, 14 telah Yanggum kunci utama (1 kunci utama memiliki 4 senar), tetapi rentang suara sekarang meningkat menjadi 25 atau 26 tombol utama. Selain itu, dapat memainkan semua 12 nada dengan menggerakkan 4 jembatan bebas. Yanggum dimainkan dalam gaya yang unik rendisi. Pertama, ia dapat memutar berirama, komposisi tegang dengan mudah. Kedua, sangat efektif untuk penafsiran seperti sebagai tremolo dan arpeggio dan kekuatan rendisi cukup kaya untuk bermain berubah akord dalam sebuah konser. Baru-baru ini telah dilengkapi dengan pedal (perangkat buffer suara) juga, sebagai akibat dari perbaikan ulang. Terutama, untuk tujuan rendisi dalam konser, Yanggum telah berkembang menjadi sebuah grand-Yanggum. Yanggum besar ini adalah sama dengan menghormati dalam tubuh, string, dan spasi di antara string. Grand-Yanggum adalah untuk bass rendah. Tidak sampai abad ke-18 yang Yanggum diimpor ke Korea oleh Yong Dae Hong yang dikenal sebagai anggota dari sekolah Silla praktis belajar. Yanggum memiliki sangat lembut dan jelas dalam suara, dan dapat disebut sebagai alat serbaguna. Hari ini secara luas Yanggum bermain di solo, duet, dan dalam orkestra karena kompas yang besar dan menusuk suara.
4. Lukisan
Lukisan paling awal yang ditemukan di Semenanjung Korea adalah jenis petroglif yang berasal dari zaman prasejarah. Dengan datangnya kebudayaan dan agama Buddha dari Cina, maka teknik melukis menjadi semakin beragam, namun tidak menghilangkan cara asli.
Objek-objek yang biasa dilukis umumnya dipengaruhi alam, contohnya pemandangan, bunga dan burung. Lukisan digambar dengan tinta diatas kertas pohon mulberi atau sutera.
Pada abad ke 18 berbagai teknik baru dikembangkan, terutama dalam menulis indah (kaligrafi) dan ukiran-ukiran cap.


5. Tembikar dan keramik
Penggunaan tanah liat dalam masyarakat Korea sudah berlangsung sejak zaman neolitikum dalam bentuk pembuatan tembikar dan keramik. Kerajinan tembikar berkembang pesat pada masa Tiga Kerajaan terutama di kerajaan Silla. Untuk membuat seladon (cheongja) berwarna, digunakanlah proses deoksidasi, dimana seladon dibakar dalam tungku yang dibuat khusus. Permukaan seladon dihiasi dengan berbagai ukir-ukiran.
Seladon khas Dinasti Goryeo, yang berwarna giok hijau, sangat terkenal hingga saat ini. Dinasti Joseon juga mengembangkan kerajinan keramik putihnya (baekja). Beberapa dari keramik-keramik ini kini dijadikan harta nasional Korea Selatan.
KESIMPULAN


Dari data yang telah kami peroleh, maka kami menyimpulkan bahwa Republik Korea mempunyai ciri khas di bidang seni khususna dalam wujud seni rupa terapan dan seni kria terapan. Korea memiliki bebbari jenis kesian yang dapat dilihat dan d nikmati keindahannya. Salah satuna seperti hanbok. Keanekaragaman ini membuat korea terkenal dengan pakain khasna yang dapat dinikmati keindahannya.

Lampiran Gambar

1. Hanbok










2. Yanggum



























3. Lukisan






Lukisan Bodhidharma, karya Kim Myeong-guk














4. Tembikar dan Keramik








Seladon, keramik hijau Dinasti Goryeo



DAFTAR PUSTAKA


www.google.com
www.yahoo.com
www.id.wikipedia.org
www.kaskus.com
Pelayanan Informasi Korea di Luar Negeri.1993.Fakta-fakta tentang KOREA.Seoul:Perusahaan Percetakan Samhwa C.P.O.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar